Gue cuma penasaran sama temen-temen cowok dikelas gue yang hobinya sabu sabu. Bahkan ada yang nge pil (mengonsumsi pil ekstasi). Nge lem apalagi? Pertanyaan gue cuma satu,
Setelah tamat SMA mereka mau jadi apa?
Iya kalo mereka sempat lulus SMA, kalo misalnya mereka dikeluarkan duluan? Apa mereka akan jadi pengangguran? Sampah masyarakat yang gue anti banget.
"Gue ntar kalo udah gede, mau jadi presiden. Nanti lu semua kudu dukung gue. Gue bakal bikin sistem pemerintahan kayak Soeharto. Tegas!" Ujar Denny disuatu pagi didepan kelas.
"Kalo ngomong gausah ketinggian deh. Ntar ketemu Tuhan." Jawabku.
Satu kelas tertawa. Gue pikir dia bakal ngerasa kecewa atau sakit hati setelah kata-kata gue. Tapi nyatanya dia cuma duduk dikursinya, dengan raut wajah yang biasa aja kayak nggak ada kejadian apapun.
"Si Denny kalo ngomong suka bohong ya." Kata Rini saat istirahat dikantin.
"Iya. Gue nggak pernah percaya sama semua omongan dia." Ujar yang lain.
"Maklum lah, namanya juga pemakai." Ucap Dodi yang membuat kami tersentak dan menatapnya serta menghentikan aktifitas kami.
"Maksud lu?" Tanya gue.
"Jadi lu semua belum tahu?"
Kami menggeleng.
"Gue bukannya nyebar gosip yang enggak-enggak ya. Tapi bukan gosip sih, emang kenyataan. Si Denny itu pemakai sabu-sabu tau nggak!?"
"What the hell! Pantesan, kalo ngomong, tuh dia suka kayak menghayal gitu." Ucap Tamara.
***
Gak cuma dia yang makek gituan. Sebagian besar anak cowok dikelas gue rata rata PEMAKAI. Yang ngerokok cuma 2-3 orang. Yang bersih cuma 1-2 orang. Hampir 80% udah gak bersih.
Generasi muda jam sekarang tuh, wah bener-bener kacau. Gue nggak tahu apa yang ada didalam pikiran mereka. Apa mereka nggak punya cita-cita? Mimpi? Atau motivasi?
"Sekarang kalian kenalin diri kalian. Berdiri di tempat masing-masing. Sebutkan nama, nama panggilan, asal SMP dan cita-cita. Yuk, dimulai dari sana." Kata Guru Bahasa Indonesia saat minggu-minggu pertama kami merasakan SMA.
Dia menunjuk Layla yang duduk didepan ujung deket pintu.
"Nama saya Layla Syahfitri. Biasa dipanggil Layla atau Lala. Saya dari SMP Negeri 5. Cita-cita saya Polwan." Dia duduk lagi.
Sampai akhirnya ke kumpulan cowok-cowok yang walaupun ini minggu-minggu pertama tapi udah kelihatan bejat-bejatnya. Setelah mereka ngenalin diri, ternyata mereka punya cita-cita. Dan cita-cita mereka bagus-bagus.
Ada yang mau jadi
POLISI
TENTARA
PENGUSAHA
ATLET
WAH POKOKNYA BAGUS-BAGUS DEH.
Tapi usaha mereka buat ngejar cita-cita itu nggak ada.
Agan n sista, ngejar kegagalan jauh lebih mudah daripada mengejar keberhasilan.
Emang nggak mudah, tapi kalo kita emang niat dan kita pengin masa depan kita bagus, kita harus kejar keberhasilan. Jadi menurut pandangan gue, mereka tuh yang cowok-cowok nggak pengin masa depannya bagus. Mereka tuh macem,
"Ah biarin aja. Emang gue pikirin. Nggak penting juga."
***
"Bu, ada PR!" Kata gue yang diikuti umpatan-umpatan dari orang-orang dikelas gue yang belom siap PR.
Seperti:
"Alahh!"
"Iss"
"Alahmak"
"Kenapa sih diingetin."
"Siapa tadi yang ngingetin?"
"Kacau. Mending tadi gue kerjain PR nya. Gara-gara lu semua, nih!"
"Mampus!"
"10ribu 3, 10ribu 3, 10ribu 3!!"
Ada juga yang slow aja. Nah ini nih yang menurut gue
GAK PUNYA OTAK.
Frontal sih.
Mungkin sebagian dari kalian ada yang kesel sama sikap gue tadi. Tapi setelah gue pikir-pikir, apa kalian mau udah cape-cape ngerjain PR, tapi cuma dikumpul dan si guru yang ngasi PR nggak ngehukum orang-orang yang nggak siap PR? Kalo gitu gue juga bisa kali nggak ngerjain PR.
Iya gue tahu, itu nilai kalian, itu urusan kalian. Tapi kalo orang-orang yang nggak ngerjain PR itu nggak dihukum, mereka nggak akan berubah dan jadi makin parah seiring berjalannya waktu. Gue nggak mau mereka jadi generasi penerus bangsa yang kacau. Mau jadi apa negara ini?
Jadi gue bukan peduli sama mereka-mereka yang pemakai, yang nggak ngerjain PR, tapi gue lebih peduli ke kondisi negara gue.
'Cause i love Indonesia!
Komentar
Posting Komentar