Hai, aku Sania. Disini aku mau sharing ke kalian perjuangan aku dapetin PTN dan jurusan yang aku inginkan. Mulai dari SNMPTN ya!
Waktu itu pengecekan nilai, apakah
sudah sesuai antara rapot dengan data di SNMPTN. Beberapa hari kemudian,
keluarlah hasil seleksi pertama SNMPTN. Saat itu aku nggak mau cepat-cepat cek,
aku mau nunggu dirumah. Temen-temen sekelasku udah pada nge-cek. Ada yang lulus
dan tidak sedangkan saat itu perasaanku masih campur aduk. Teman-teman yang
lain mendesakku untuk melihat hasilnya, tapi aku tetap nggak mau. Jujur, saat
itu aku PD banget. Didalam hati aku selalu berpikir, “Aku pasti lulus.” Sampai
dirumah, aku buru-buru membuka web dan benar saja. Alhamdulillah aku lulus!
Setelah seleksi tahap pertama.
Siswa yang lulus sibuk memilih jurusan yang diinginkan. Saat pengisian data
untuk SNMPTN. Aku memilih:
1) Kedokteran
Unsyiah
2) Matematika
Unsyiah
3) Matematika
USU
Pilihan yang gila memang. Aku
seberani itu untuk mengambil diluar daerah. Dulu aku sempat sepele dengan
perguruan tinggi di Aceh. Makanya aku fokus di Aceh agar peluang lulus lebih
besar. Iya aku bodoh. Mana ada perguruan tinggi negeri yang saingannya dikit.
Jangankan negeri, swasta aja persaingannya ketat.
Sebelumnya, ayahku udah pernah
bilang ke aku bahwa sebaiknya aku pilih kedokteran hewan aja. Karena lebih
terjamin untuk kedepannya, sebab Indonesia masih sangat kekurangan dokter hewan
dan lulusan peternakan.
Aku jadi ragu dengan pilihanku.
Saat itu pengisian data sudah ditutup. Sempat menyesal kenapa milih jurusan
yang kayak gitu. Tapi ya mau gimana lagi? Untuk menenangkan hati, aku ambil
bimbel intensif SBMPTN di Primagama, (bukan sponsor). Aku fokus belajar dan
belajar di bimbel. Saat itu aku lebih fokus ke SBMPTN daripada UNBK. Entah
mengapa, nilai IPK lebih penting daripada nilai UN, pikirku. Saat itu aku
benar-benar belajar seadanya untuk UN. Mohon untuk tidak di contoh ya hehe.
Oh ya! Sebelumya aku juga mencoba
SPAN-PTKIN. Aku ambil itu juga buat jaga-jaga sih sebenarnya. Dan UIN itu
memang kampus faforit ibuku hehe. Katanya dia dulu pengen banget kuliah di UIN
(dulu IAIN) tapi terkendala biaya dan udah keburu nikah sama ayahku.
Tibalah saat pengumuman SNMPTN.
Kalian pasti tahu apa hasilnya. Tidak lulus. Hampir nangis tapi aku tahan. Kalo
ada yang nanya, pengen nangis rasanya. Harus terima dengan lapang dada. Saat
itu aku bangkit. Aku nggak boleh galau. Aku nggak boleh nangis. Masih ada
SBMPTN, ikatan dinas, Mandiri, swasta dan masih ada tahun berikutnya.
Mulai saat itu juga aku benar-benar
fokus SBMPTN. Fokus bimbel, dirumah belajar, diskusi dengan tentor, berdo’a
kepada Tuhan dan lain-lain. Aku stay di bimbel setiap hari (kecuali minggu) dan
hampir seharian. Dari pagi sampe abis Maghrib. Tempat bimbel udah kayak rumah
kedua bagi aku. Ibadah disana, makan siang disana, belajar disana. Tapi satu
hal yang sangat penting. Walaupun aku fokus banget sama SBMPTN, tapi ketika
datangnya hari Minggu aku stop semua kegiatan. Aku stop belajar. Di hari Minggu
aku fokus ibadah dan istirahat penuh. Yang terpenting dari belajar adalah
jangan lupa istirahat. Kalian boleh belajar keras tapi jangan sampai tubuh
kalian kelelahan.
Ketika pendaftaran SBMPTN. Transfer
uang, pengisian data dan pengisian pilihan jurusan serta perguruan tinggi. Aku
benar-benar hati-hati saat pengisian data. Saat itu aku bersama teman-teman
bimbel dibantu dengan operator bimbel. Aku memilih:
1) Kedokteran
Unimal
2) Kedokteran
Hewan Unsyiah
3) Peternakan USU
Kenapa aku milih itu semua?
1) Aku
lagi-lagi sepele. Aku menganggap bahwa persaingan di Unimal tidaklah begitu
ketat.
2) Mengikuti
kata hati dan kata orang tua
3) Saran ayah
hehe
Dari dulu aku pengen banget jadi
dokter. Semua guruku tahu itu, bahkan mereka menyemangatiku untuk terus mencoba
menjadi dokter. Aku pengen banget jadi dokter umum atau dokter hewan. Aku nggak
mau jadi dokter gigi yang ngurusin mulut orang hehe maaf.
Sampailah di pengumuman SPAN-PTKIN.
Aku coba cek semoga lulus, batinku. Dan ya, bener aja. Aku lulus di pilihan
pertama Aqidah dan Filsafat Islam UIN Sumatera Utara. Wow banget ya Allah!
Jurusan terkeren, univ terkeren. Tapi disitu aku bimbang. Saat itu aku udah
bimbel, aku udah bayar uang pendaftaran SBMPTN. Gimana dong? Aku kasi tahu ibuku,
pasti dia senang banget dong! Dia support aku buat ambil UIN aja. Tapi aku
nggak bisa ambil. Aku harus tetap kejar cita-citaku. Jadi maaf ya UINSU, kamu
harus aku lepas. Aku beneran bimbang banget loh saat itu. Ambil ikut SPAN-PTKIN
juga bukan Cuma buat iseng doang, bukan buat cadangan doang. Tapi ya emang aku
juga pengen. Tapi diatas itu semua, ada yang lebih aku inginkan dari sekedar
Filsafat jurusan terkeren, menurutku.
Tibalah ujian SBMPTN. Aku diantar
dan ditungguin Ibuku. Ujian terbagi 2 sesi. Sesi pertama TKD Saintek dan sesi
kedua TKPA. Ketika mengisi TKD, aku langsung lompat ke biologi. Banyak yang aku
jawab tapi ada juga yang ragu dan aku putuskan untuk mengosongkannya. Perlu
diingat bahwa SBMPTN 2018 dengan sistem penilaian baru. Walaupun katanya jika
salah = 0 tetap tidak boleh asal dalam mengisi. Jadi aku putuskan untuk
mengosongkan daripada mengisi tapi salah.
Untuk TKPA, hampir tidak ada
hambatan. Dari dulu memang aku sudah fokuskan di TKPA karna poin terbanyak
diambil dari TKPA. Ketika ujian selesai, aku mengucap syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa karena telah diberikan kesehatan sehingga aku bisa ujian dengan
lancar.
Pengumuman SBMPTN sangat lama. Aku
bosan terus-terusan berada dirumah. Aku terus berdoa dan beribadah pada Tuhan.
Ketika bulan Ramadan, aku memperbanyak ibadah. Bagi Muslim, aku mau kasi tau
apa aja yang aku lakukan ketika bulan Ramadan.
1) Puasa!
2) Sholat 5
waktu
3) Sholat
sunah rawatib
4) 1000x
berzikir sehari, aku bagi di tiap-tiap sehabis sholat
5) Baca
Al-Qur’an setiap sehabis sholat
6) Tarawih
7) Sholat
malam (aku nggak tiap hari sholat malam kok)
Bukan bermaksud riya atau apa. Aku
hanya ingin sharing ke kalian semua. Tidak ada yang bisa kalian lakukan lagi
setelah ujian selain berdoa dan berdoa. Bagi Muslim, manfaatkanlah bulan
Ramadan untuk mengerjakan kebaikan.
Tibalah saat pengumuman SBMPTN.
Yang aku tahu, pengumuman SBMPTN itu tanggal 3 Juli pukul 5 sore. Tapi ternyata
di percepat jadi jam 3 sore. Aku buru-buru membuka web dan Alhamdulillah tidak
ada kendala saat itu. Dan kalian tahu apa hasilnya?
Ya! Itu dia hasilnya. Hasil aku
selama ini. Hasil belajar. Hasil berdoa dan berserah diri pada Tuhan
Terimakasih ya Tuhanku! Terimakasih keluargaku! Terimakasih untuk Ayah yang
terus mendorongku menjadi dokter. Terimakasih untuk Ibu yang menemaniku ujian.
Terimakasih tentor bimbelku semuanya!!!
Komentar
Posting Komentar