Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

Cerpen Cinta "Responsibility"

Aku terbangun pagi-pagi sekali ketika hujan turun begitu derasnya disertai petir. Angin menusuk kulitku sehingga aku harus merapatkan selimutku dan memeluk erat-erat bantal gulingku. Bulu-bulu di tangan dan kakiku berdiri sesekali ketika angin melewati mereka. Ini hari libur. Jadi aku dapat istirahat semauku, memanfaatkan hari ini sebaik-baiknya. Aku baru akan kembali terlelap ketika ponsel ku bergetar. Dengan malas kuraih ponsel itu 'Siapa tahu penting.' pikirku. "Kau sudah bangun?" Begitulah isi pesan yang kuterima. "Sudah." balasku. Sepersekian detik setelah itu, ia --orang yang mengirimiku pesan-- meneleponku dengan video call. Kuangkat dan kulihat dengan jelas wajah pria yang sangat kurindukan. Kami berdua sama-sama sibuk sehingga jarang berkomunikasi, apalagi dia mendapat tugas ke luar kota. "Selamat pagi." ucapnya tersenyum. "Selamat pagi." ujarku tersenyum. "Maaf aku jarang menghubungi mu." "Maaf ak

Cerpen Cinta "Myself'

Mungkin gue adalah orang yang paling cuek dan gak mau tau. Pasalnya, gue gak tahu kalo kakak cowok gue bakalan nikah besok. Dan masalah terbesarnya adalah, gue belum nyalon. Akhirnya gue minta Pak Udin supir gue buat nganterin ke spa & salon terdekat. Mau ke yang langganan, tapi jauh amat takut gak keburu. Oke deh, gue sampe di Princess Spa & Salon. Gue masuk dan menghampiri mbak mbak resepsionis nya. "Selamat siang. Mau spa atau salon mbak? Atau keduanya" tanyanya dengan senyum tulus. Wajahnya bulat, pipi chubby, hidungnya pesek berkulit cokelat dan rambut disanggul dengan seragam pegawainya. "Siang. Dua-duanya aja." jawab gue yang saat itu cuma pake jogger pants cokelat sama kaos putih dengan rambut digerai tanpa make up sama converse. Gembel. "Oke mbak. Disini kami menyediakan bla bla bla. Dan bla bla bla dengan harga bla bla. Atau bla bla yang bla bla dengan harga bla bla. Atau mau lebih jelas bisa lihat di menu kami." Gue te

Regret

Aku sudah dapat karmanya Penyesalan di akhir, aku sudah membuktikannya sendiri Pembuktian yang membuatku sedih Sedih-sesedih-sedihnya Sangat menyesal Marah, kenapa aku mutusin dia Takut, takut jika ia tak memberiku kesempatan kedua Pls, gimme lst chance Namanya selalu kusebut dalam do'a Sosoknya selalu ada dalam pikiran Apa hanya aku yang merindukannya sedangkan ia tidak? Jika ia, biarlah. Aku rela menanggung semuanya atas apa yang telah kuperbuat. Jadi begini. Waktu itu bulan Oktober musim hujan, hujan rintik-rintik membasahi kota. Aku memutuskan hubungan dengannya entah yang keberapa kali. Dulu, aku sering mutusin dia, tapi dia lagi yang ngajak balikan. Biasalah pacaran anak remaja yang labil. Putus, nyambung, putus, nyambung. Tapi kali ini aku mutusin dia karena alasan yang masih kabur. Pokoknya aku mau putus dari dia. Cuma karena kedua sahabtku jomblo, dan aku ngerasa jomblo lebih enak. Bodoh? Kuakui iya. Setelah putus, besok malamnya dia punya pacar lagi. Ya aku

Puisi Inilah Alam

Kupijak kaki di rimba belantara Pohon-pohon mencakar angkasa Dan auman keras si Raja Rimba Kutapak kaki di tepi pantai Ombak mengamuk unjuk potensi Cipratan air asin menyapa pipi Kulangkah kaki di gurun gersang Tak ada air sepanjang mata memandang Hanya milyaran pasir kering nan usang Inilah alam kita semua Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa Betapa hinanya jikalau kita rusak alam tak berdosa Baiknya ini wajib kita jaga

Laporan Kegiatan Ekonomi Kelas X

1. Amatilah kegiatan didalam sebuah pasar yang ada di sekitar sekolah atau tempat tinggal Anda! ➡ Saya mengamati Pusat Pasar Tavip yang berlokasi di Kec. Binjai Kota, Kota Binjai, Sumatera Utara.      FYI: ✔ Pusat Pasar Tavip merupakan pasar tradisional terbesar di Kota Binjai ^_^ 2. Apa kesimpulan Anda tentang permintaan, penawaran dan harga yang Anda dapatkan dari kegiatan perdagangan yang terdapat di pasar tersebut? ➡ ⭕ Permintaan di Pusat Pasar Tavip sama seperti hukum permintaan. Yaitu, "Apabila harga barang turun, permintaan akan bertambah. Dan apabila harga barang naik, permintaan akan berkurang." ⭕ Penawaran di Pusat Pasar Tavip juga sama seperti hukum penawaran. Yaitu, "Semakin tinggi harga barang, semakin banyak jumlah yang ditawarkan. Semakin rendah harga barang, semakin sedikit jumlah barang yang ditawarkan." ⭕ Harga barang di Pusat Pasar Tavip tidak tetap/tidak menentu. Mengapa? Hal ini disebabkan karena terjadinya kegiatan tawar-menawar antara pe